Tanimbar; The Front Islands of Indonesia

Peta Tanimbar

Tanimbar on Maps

Maluku Tenggara Barat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kepulauan Tanimbar memiliki banyak potensi kepariwisataan yang masih belum terkuak. Sayangnya kepulauan terdepan di Timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negeri Kanguru, Australia ini masih minim fasilitas. Saumlaki dan Larat sudah lebih maju daripada daerah lainnya di Tanimbar. Listrik di kedua daerah tersebut sudah 24 jam sedangkan di daerah lain ada yang 12 jam bahkkan ada yang hanya 6 jam. Transportasi laut yang menghubungkan antar pulau di Tanimbar juga belum ada setiap saat. Sekitar awal bulan april lalu saya dan tim dari ITB berkesempatan untuk mengelilingi Kepulauan Tanimbar selama seminggu. Kelompok kami dibagi menjadi dua; kelompok Tanimbar Barat dan kelompok Tanimbar Selatan. Kebetulan saya dapat kelompok Tanimbar Barat.

SONY DSC

Gerbang pintu masuk Desa Ridol

Hari pertama kelompok kami mengunjungi Pulau Larat. Desa Ridol adalah desa yang kami kunjungi pertama karena letak desa ini tepat di dermaga ujung Pulau Larat. Di desa ini aktivitas perekonomian warganya sangat ramai. Dari mulai mencari ikan, berdagang, berkebun, dan lain-lain. Larat ini daerah teramai kedua setelah Saumlaki di Tanimbar.

SONY DSC

Desa Romean

Kami hanya sebentar di pulau ini. Setelah makan siang dan mendapatkan speed boat dari seorang Koko di Larat, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Fordata. Kami hanya mengunjungi Desa Romean. Amazing! Desa ini tertata sangat rapih dan bersih. Padahal fasilitas di sini sangat minim. Signal telepon seluler yang buruk, fasilitas listrik hanya 12 jam dan fasilitas air bersih yang belum memadai, tidak membuat penduduknya malas untuk bekerja bakti setiap hari Jumat. SONY DSC

Selanjutnya, kami kembali ke Larat untuk bermalam di sana. Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan ke Wunlah. Di Kecamatan Wunlah terdapat monumen 100 tahun Kebangkitan Kristus. Monumen ini sebagai simbol 100 tahun masuknya Kristenisasi di Kepulauan Tanimbar. Walaupun sebagian besar masyarakat di kepulauan ini menganut agama Kristen, tapi mereka sangat ramah terhadap pendatang dan kaum ‘minoritas’.

SONY DSC

Lalu kami lanjut ke Makatian. Makatian adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Letaknya sebelah barat Pulau Yamdena-Kepulauan Tanimbar. Mereka menyatakan bahwa kampung mereka merupakan kampung pertama di Tanimbar. Daya tarik wisata daerah ini adalah mereka memiliki 5 bahasa sendiri. Selain itu mereka memiliki benda bersejarah tipa mas peninggalan ‘tetua’ mereka yang terletak di salah satu gua di dalam hutan. Katanya tipa tersebut hanya bisa dilihat tetapi tidak bisa dipoto.

SONY DSC

Batu Batyose di Lat Dalam

Hari sudah malam dan perjalanan selanjutnya kami sampai di Seira. Di seira dari mulai pemerintahannya dan lingkungannya tertata rapih. Setelah kami mengobrol dengan Pak Camatnya, ternyata beliau lulusan dari STPDN. Kami bermalam di rumah Pak Camat tersebut. Kami juga diceritakan bahwa tanah yang ada di kepulauan Tanimbar tidak dapat dibeli. Kami dapat memiliki tanah-tanah tersebut dengan gratis setelah mendapatkan persetujuan dari Tuan Tanah dan melakukan prosesi adat.

SONY DSC

Sumber Mata Air Weturlely

Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan ke Lat Dalam. Di Lat Dalam ini kami menemukan kolam sumber mata air yang sangat jernih sekali. Kolam tersebut namanya Waturlely, biasanya dibuat mandi, mencuci pakaian, bahkan sampai mencuci motor. Kami tidak mau ketinggalan untuk menceburkan diri ke dalam kolam tersebut. Saat terik matahari kami mandi di air tersebut dan rasanya tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

SONY DSC

Mathilda Batlayeri Airport

Bandara Mathilda Batlayeri adalah bandara terbaru di MTB. Sebelumnya MTB memiliki bandara di OIilit yang ukurannya lebih kecil. Bandara ini hanya mampu menampung sekitar 3 pesawat ATR. Fasilitas di bandara ini minim. Bahkan signal provider di sini hanya Telkomsel dengan kekuatan signal yang minim dan tidak ada fasilitas WIFI.

SONY DSC

Kantor Bupati Maluku Tenggara Barat

Saumlaki sebagai pusat pemerintahan Tanimbar dan juga sebagai entrance masuknya wisatawan lokal dan mancanegara. Kebanyakan pengusaha dan pedagang berasal dari luar Tanimbar. Kebanyakan mereka berasal dari Surabaya. Warga Tionghoa mendominasi perekonomian di sini. Produk-produk makanan dan barang-barang kebanyakan diimport dari Surabaya dan Ambon.

SONY DSC

Kain Tenun Tanimbar

Motif kain tenun ini sangat khas Tanimbar. Harga kain ini mulai dari Rp 300.000 – Rp 1.500.000. Tergantung ukuran, bahan, dan motif. Setiap motif kain ada namanya. Tapi saya lupa hehe.. Bahan kapas lebih mahal harganya. Kalian bisa dapat dengan harga murah jika kalian beli langsung di pengrajin di desa-desa. Seperti seorang nenek pengrajin kain tenun yang saya temui kali ini di desa Wunlah.

DSC00986

Captured by Kak Sofi

Tarian Tanimbar

Selain Kain Tenun Tanimbar yang sangat tradiional, Tarian Tanimbar pun sangat sakral dan kental dengan adatnya. Tarian ini sangat sederhana gerakannya. Selain itu, tarian ini banyak melibatkan orang, sehingga wisatawan yang beruntung dapat ikut bergabung menari bersama para penari tarian tanimbar.

SONY DSC

Hasil Laut

Sebagian besar wilayah tanimbar dikelilingi oleh laut. Tidak heran wilayah ini memiliki hasil laut yang melimpah. Selain pertanian ikan, disini juga banyak yang membudidayakan rumput laut. Hasilnya bisa mereka konsumsi sendiri atau dijual lagi.

DSC01526

Captured by Kak Sofi

Hasil Perkebunan

Selain hasil laut, kepulauan Tanimbar juga kaya akan hasil perkebunan. Salah satu dari hasil perkebunan adalah kelapa. Kelapa juga sebagai salah satu bahan pembuatan sopi yang berarti arak kalau dalam bahasa Indonesia.

DSC00173

Captured by Kak Sofi

Pantai

Di Kepulauan Tanimbar banyak sekali pantai yang berpotensi sebagai destinasi wisata. Seperti segitiga M.A.N (Matakus, Angwarmase, dan Nukaha), ketiga pulau tersebut memiliki pantai yang wajib kalian kunjungi ketika berada di Tanimbar.

SONY DSC

Backyard of Pantai Indah Hotel

Penginapan

Hotel Pantai Indah menjadi tempat penginapan kami selama berada di Saumlaki. Hotel ini letaknya tepat di dekat pantai, pelabuhan, dan pusat pertokoan Saumlaki. Pemandangan yang didapat tepat di belakang halaman hotel ini adalah pantai dengan tanama-tanaman dan pendo-pendopo yang tetata dengan rapih.